25.10.01

berdiri tegak di persimpangan katulistiwa
menatap dengan hati hening penuh kesunyian
karena matahari tak lagi bersinar terang dibumi pertiwiku
ibuku berselimutkan mendung tebal
yang semakin lama semakin hitam kelam
sedangkan saudara-saudaraku semakin liar
mempertahankan hidup
memakan darah sendiri
meminum keringat sendiri
tak perduli lahir dari rahim yang sama
membunuh darah sendiri
memperkosa keringat sendiri
tak perduli lahir dari batin yang sama
itulah raut-raut dari bangsaku

No comments: